Selasa, 01 Februari 2011

kisah si penyimpan surat (Part 1)

 by: Shabrina Saraswati.
iseng-iseng bikin cerpen. gak tau kenapa tiba-tiba kepikiran cerita kaya gini. langsung cekidot aja yaaaaaaaa.

Aku adalah sebuah benda. berwarna putih, namun ada juga yang berwarna coklat. aku berfungsi untuk menyimpan surat dan dikirim ke alamat yang di tuju. sudah bisa menebak aku apa? Yap! aku adalah sebuah amplop. dan kau tahu? setelah sekian lama aku menunggu di warung pak Bejo (tempat dimana aku tinggal selama ini) akhirnya baru-baru ini aku telah dibeli oleh seorang perempuan. dari penampilan nya sepertinya dia masih berumur 14 tahun. dan sekarang aku sudah diisi sebuah surat, ditutupnya rapat-rapat, bertempelkan perangko mahal, dan telah ditulis alamat yang dituju. hari ini aku dibawa majikan ku ke kantor pos dan siap untuk di berangkatkan. aku berjanji akan menjaga isi perutku (surat) ini sampai tujuan. apapun yang terjadi. karena, tujuan hidupku hanya satu: terpajang rapih di toko, dibeli pembeli, diisikan surat, pergi sesuai alamat yang dituju, dan yang terakhir yang paling mengenaskan adalah, ketika aku sudah sampai di alamat tujuan, isi perutku di keluarkan, aku di robek, dan tak berdaya di tempat sampah. tapi aku sudah siap dengan konsekuensi ini. karena aku diciptakan memang hanya untuk itu.

* * * 

"Pak, kira-kira nyampe ke London berapa hari?"
"Wah neng, kurang lebih bisa sampai 2 mingguan"
"oh yaudah kalau begitu, tolong kirim surat ini ke London ya, pak."
"perangko nya 10.000 ya neng? ini sih kayaknya bisa 2 mingguan lebih."
"gak papa, pak. yang penting bisa sampai tujuan. makasih pak."
London? aku tidak tahu pasti dimana tempat itu berada. kira-kira itulah sedikit percakapan antara majikan ku dan pak pos. menurut dari percakapan yang kudengar tadi, sepertinya London itu jauh sekali. tapi biarlah. itu akan menambah pengalamanku.
majikan ku telah menitipkan ku di sebuah tempat pos bertuliskan "POS INDONESIA" dan aku  pun di letakkan di tumpukkan amplop-amplop lainnya. yeaa, aku punya banyak teman baru! kedatanganku sangat disambut baik oleh mereka. mereka pun saling bertukar pengalaman padaku. ada salah satu teman ku bercerita, bahwa dia hampir 6 bulan menjelajahi tempat asing di dunia. katanya, tempat-tempat itu sangat menakjubkan. dia pun hampir 2 bulan di telantarkan di sebuah rumah tua di salju yang dingin, namun entah mengapa pemilik rumah mengembalikan temanku itu ke kantor pos dan ia pun hampir 2 minggu ditelantarkan juga di kantor pos. tidak patah semangat, akhirnya dia dibawa oleh pak pos tua dan kemudian dibawa ke airport dan siap untuk di kirim ke tempat selanjutnya, hingga akhirnya ia bisa ada di tempatnya sekarang. walaupun ia bingung mengapa isi suratnya tidak pernah ada yang membuka dan mengambilnya, tapi ia terus bersikeras bahwa ia harus menjaga surat itu kemanapun ia pergi sampai akhirnya ada di tujuan akhir. ada juga temanku lainnya yang berwarna coklat, ia kelihatan sangat takut disitu. ia bilang bahwa ia takut untuk pergi dibawa ke tempat yang dituju. setiap kali pak pos ingin mengambilnya dari karung tumpukkan amplop, ia selalu mencoba menghindar agar tidak diberangkatkan. ia takut jika ia sudah sampai tempat tujuan, dia akan dibuang dan selama-lamanya tidak akan pernah lagi dibutuhkan. ia lebih baik tinggal selama-lamanya di karung itu daripada harus menerima tugas yang paling berat bagi sebuah amplop: dibutuhkan sesaat, dibuang selamanya.

* * *

Pagi itu. terdengar suara klakson mobil yang telah membangunkan tidurku. hari sudah pagi. ku tengok jam dinding yang berada tepat diatas dimana aku  ditumpukkan bersama temanku yang lainnya. jam sudah menunjukkan pukul 07:45. tak lama pak pos yang kemarin berbicara dengan majikanku itu datang menghampiriku dan membawa setumpukkan karung besar yang berisikan amplop. kami pun satu persatu diambil dan di masukkan ke tempat yang berbeda beda, dan disitulah juga aku harus berpisah dengan teman-teman baruku. sebuah amplop coklat berukuran sedang yang kemarin telah menceritakan ketakutan nya itu, mulai mengumpat di tumpukkan paling bawah agar ia tidak diambil. aku sudah mencoba membujuknya namun tetap saja ia tidak mau pergi dan ia bilang padaku aku harus pasrah dan hati-hati terhadap dunia luar. ia ingin tetap mengurung diri di karung itu. teman yang aneh, buat apa kau diciptakan kalau akhirnya kau tidak punya tujuan hidup?

* * *

-bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar